Catatan : Hujanku Di Sisi Hidupku

Mengetik mempermudah hidup dalam menyampaikan isi hati, dikala banyak waktu dan teman yang mungkin sedang sibuk sendiri. Mungkin yang terus kubutuhkan bukanlah seorang teman yang ada ketika aku ingin melakukan hal yang menyenangkan, mungkin sandaran yang kubutuhkan untuk melanjutkan hidupku, sedia membuatku tersenyum meski terkadang kami akan berselisih paham dan memiliki pandangan masing-masing. Egois hanyalah bagian hidup yang hadir untuk melengkapi sifat hati, menyenangkan hati bukanlah hal buruk untuk diwujudkan dalam hidup.

PII dan Aku
Terus terang saja, hal yang menyakitkan selalu saja menghampiri, namun setiap kebaikkan yang ku terima akan kubalas dengan beberapa tingkatan yang berbeda, demikian juga berlaku sebaliknya, memaafkan bukan hal yang mudah bagiku untuk dipahami. Senja bisa saja berganti, hujan juga mulai tidak ingin berhenti untuk sementara ini, hati ini juga demikian. Selalu untuk menyenangkan sedikit kekecewaan ini yang dapat kulakukan hanyalah bernyanyi dan mengulang hafalan Al-Qur'an, sejenak hal tersebut membuatku lebih baik dan membuat hati lebih terkendali.

Namun akhirnya hanyalah aku yang mengerti kemauanku sendiri, inginku hanyalah sandaran hati, yang berbisik rindu dan menyentuh kalbu. Aku hanyalah manusia yang merindukan kasih dan rindu, kehangatan dan perhatian yang selalu kucita-citakan dalam hidup. Namun cukup sulit untuk sekedar tersenyum meski hanya sebuah kesenangan. Hari ini aku belajar bahwa membuat mereka tersenyum tidak terlalu buruk rasanya, namun melihat sifat asli dibalik senyuman itu membuatku kesal. Begitu mudahnya pikiranku membaca tanpa harus ku meneliti, seakan semua yang terlihat dimata dapat terartikan begitu saja oleh hati.

Sungguh sangat menyesalkan saat aku harus mengikutsertakan hatiku dalam menilai, tapi inilah aku yang tak mungkin berubah begitu saja karena sikap orang lain, aku tetap melalui jalan sulit yang terkadang sangat mudah namun dibalik itu semua jalan itu selalu memiliki kesulitas yang menyulitkan diri untuk terus bisa berjalan lurus tanpa harus berhenti yang mencoba jalan lain. Kehidupan tidak berat, kitalah yang memperumitnya, begitu pula rejeki dan lain-lain sebagainya.

Harapanku, aku ingin menemukan sandaranku, untuk menjadi penawar kasih yang telah hilang dalam hidupku, meski hanya sekedar tersenyum dan diam dalam memahami, itu jauh lebih indah jika harus memaksakan hati dengan mengorbankan kemauan diri.

Jika saja kemudahan itu selalu ada, maka kita tidak akan belajar tentang kesusahan, karena kemudahan itu selalu hadir karena hadirnya kesusahan.