Mengungkapkan kata-kata bagaikan menimbun begitu banyak huruf yang ketika diungkapkan menjadi sangat lucu dan tidak menentu (seperti komedi atau banyolan). Banyak pembahasan dan cara pandang yang bisa dipahami dengan kemudahan dan sukar dalam mencerna setiap penyampaian yang ada. Dalam menulis kekuatan dan kendali hati harus selalu dalam pengawasan pikiran, jika tidak yang tertulis hanyalah puisi yang jika disatukan menjadi cerita panjang dengan banyak episode yang tak akan tamat dalam waktu dekat.
Kita memberitahukan dunia dengan mengatakan itu suara hati, namun saat adanya pilihan hanya fikiran yang menimbang dan mencari pembenaran untuk setiap kesempatan yang menguntungkan, bisa disebut keberadaan hati hanyalah filter, bukannya pemegang keputusan yang utuh yang menjadi gagasan dalam menentukan sikap dan tatanan hidup. Ibaratkan dengan filter rokok, meski sifatnya menyaring kadar asap yang masuk dalam tubuh, tapi tidak bisa menjadi penghilang kadar racun yang ada. Begitupun layaknya hati yang ada dalam diri, semakin banyak permasalahan yang kita serahkan pada hati semakin banyak pula pembohongan diri yang terjadi.
Owner |
Pernyataan "inilah keputusan hatiku", "inilah maunya hati" bukan menjadi pembenaran, namun hanya kebenaran yang dipaksakan kepada hati sedang fungsi hati hanyalah penguat gagasan, namun secara keseluruhan bisa dinyatakan keputusan yang berasal dari hati yang telah di sebutkan hanyalah pembohongan terhadap diri. Hati memiliki alur layaknya air, mengalir dan tidak mungkin terhentikan meski banyaknya penghalang. Kebenaran hati tidak akan goyah meskipun yang memilikinya penuh dengan kebohongan bahkan seorang munafik sekalipun tidak akan mampu menipu hatinya sendiri.
Hati itu bening dan tidak akan pernah terkontaminasi oleh hal-hal lain, menurut hemat saya yang disebut hati bukanlah sesuatu yang ditujukan kepada dada manusia, yang berada disitu adalah jantung (inti kehidupan) atau bisa kita pahami bahwa disitu pusat dari kehidupan seorang manusia. Hati yang selalu kita gambarkan terletak di bagian Otak manusia, sebuah tempat yang tidak mungkin tersentuh oleh kekufuran dan kemunafikan manusia namun selalu menjadi hakim meski sangat sering dikalahkan oleh pikiran yang memegang kuasa penuh dalam diri manusia. Wallahu'alam
"Jika bisa menggambarkan kebaikan, kenapa harus ditampakkan bukanlah kebaikan itu dari hati namun kenapa pikiran yang bangga dan menguasai serta menyombongan diri"