Catatan : Tangisan Pilu Penghinaan!

Penghinaan, apakah bisa menjadi celah untuk menuntut keadilan atau hanya tanda jasa yang terus ditujukan padaku dikarenakan alasan yang sampai sekarang tidak aku mengerti, sedang ada diantara kami yang bahkan memiliki track record yang lebih mengerikan, namun ternyata banyak diantara manusia buta dalam melihat dan menyalahkan yang mudah, mungkin untuk sekedar menambah isi cerita mereka saat berkumpul.

Secara nurani, hati ini sudah sangat sering merasa terhina oleh uknum-oknum, tapi aku memahami kesetiaanku bukan untuk mereka, melainkan demi bendera hijau dan tujuan mulianya. Namun tetap saja tanah yang terus tertimbun akan membukit, dan hati mana yang sanggup bertahan mendapatkan hadiah sebanyak ini.

Aku sudah terlalu terluka untuk marah, sudah terlalu jenuh untuk bersikap dan sudah terlalu sakit dikecewakan. hari ini alasan yang menarikku adalah kesetiakawanan, tapi dimana mereka saat aku terjatuh. Saat ini aku hanya mengenal satu orang yang sedia membelaku, meski pada awalnya dia juga tidak menyukaiku namun sampai dengan saat ini dialah yang membuatku kuat dan tetap bertahan disini.

aku sekarang telah mencoba berdiri tanpanya, namun semuanya masih sama seperti sediakala, terlalu banyak kekecewaan yang aku tanggung dalam hati sekecil ini. Aku selalu menyimpan ceritaku untukku sendiri dan tiada pernah ku ungkapkan kepada siapapun.

Sampai detik ini aku, aku masih menahan namun tidak untuk malam ini, terasa sesak karena aku hanya bisa menangis tanpa bisa mengungkapkan apapun kepada siapapun. Kepada mereka aku telah belajar baik dan menerima ketika mendapat tawaran, akhirnya hanya dinding yang selalu mendengar dan menerima ceritaku serta dindinglah yang kini kubangun untuk memisahkan diri dari duniaku yang sangat kusukai lebih dari apapun.

Tiadalah kehampaan yang lebih hampa ketika membenarkan diri sedang kebenaran mendapat nilai buruk diantara mereka yang mengetahui