Asal Coret Aja

Banyak yang punya pendapat, tapi sedikit yang membuat anggapan, anehnya anggapan yang ada bukanlah anggapan baik, hampir semua anggapan buruk, dan setelah aku memikirkannya banyak hal yang aneh terjadi, yang aku lakukan hanyalah membalas sesuatu dengan setimpal, yah meskipun terkadang sedikit berlebihan dalam melakukannya.

Setiap orang sering kali melakukan hal buruk terhadap ku, seperti fitnah, berita bohong, melebih-lebihkan perkataan bahkan memojokkan dan sering hal itu dilakukan oleh orang dekat. Pada saatnya aku paham jika orang-orang butuh seseorang untuk dihakimi dengan melibatkan rasa percaya dirinya.

Bahkan banyak juga yang mensalahpahami karakter ku, yang mereka bilang friendly, mereka suka membuat anggapan mereka tanpa mencoba mencari tahu tentang kebenarannya, setiap apa yang aku sesali adalah sesuatu yang aku lakukan dengan mengikuti kata hati. Dan itu menyebabkan banyak kekecewaan yang mendalam dan menyeluruh menyiksa kesendirian.

Ada beberapa orang yang aku anggap orang baik, namun mereka hanya berputar-putar dalam permainan mereka, meski aku telah menyadari bahwa mereka melakukan nya karena sesuatu. Sejak kecil aku sering berganti teman, bukan karena aku anti teman, tapi karena aku terbawa suasana dan kecewa, dan itu berulang kali terjadi.

Pada saatnya aku sadar, untuk membalas siapapun mereka, piciknya mereka aku balas dengan siasat licik, aku hanya melakukan dengan menggunakan siasat, tidak membabi buta, arus tujuanku terpusat pada pemikiran orang itu, aku memahami segala sesuatu tentang dia, disana aku mulai menghasut untuk membuatnya ragu dan hancur.

Aku terlalu terbiasa dimanfaatkan, akhirnya tanpa aku sadari aku berubah menjadi monster balas dendam, aku menyimak setiap anggapan dan perkataan untuk memperkuat alibi balas dendam, bedanya mereka melakukan sesuatu langsung karena sesuatu, namun aku melakukan sesuatu tapi secara tidak langsung menghantam dirinya dari dalam.

Ketika saatnya, aku sadar dan terus melakukan hal itu kepada mereka yang memanfaatkan aku, aku tumbuh dengan mental hancur, dikhianati secara terang-terangan. Aku belajar banyak siasat dan strategi membalas mereka, bisa dalam pencapaian ataupun bisa juga dalam perbuatan nyata.

Aku sangat ingin melihat mereka sadar, tapi mereka masih merasa benar, dan aku menyayangkan itu. Jika ditanya tentang kepuasan, aku tidak merasakan apapun, karena pada dasarnya aku membalas sesuatu dengan kadar yang sama, meski demikian sebenarnya aku mulai merasakan diriku selalu sendiri, bisa dan ingin melakukan apapun tapi tak ingin melakukannya.

Akhirnya aku akan kembali kedasar, aku hanya tersenyum dan diam, segala-galanya tidak akan berlalu dengan baik, karena ini salah satu cara untuk membuatku tumbuh dengan baik atau sebenarnya aku malah melakukan kesalahan fatal dan menjadi buruk untuk diriku.

Kepada siapapun yang membaca ini, jangan sampai jadikan orang lain sebagai alat, pembalasan mereka akan sangat buruk jika itu disadari dengan keburukan, dan bila disadari dengan benar itu dapat menjadi pembelajaran.