Refleksi #151021

Aku hanya diam dan berfikir sambil meletakkan tangan diatas kepala dan menatap langit kamar, untuk apa aku berfikir besok dan besok, uang dan uang, jika esok hari aku menikmatinya aku harus bersyukur, namun jika besok aku tidak sempat menikmatinya, aku takut apakah aku akan menyesalinya.

Jabatan, ilmu, wawancara, relasi dan lain-lain apakah berguna saat aku pergi, dosa yang kubuat lebih banyak dari itu semua, ketaatan ku hanya tampak saja, saat aku sendiri bahkan aku lalai dan berpura-pura lupa, meninggalkan kewajiban ku sebagai hamba, penyesalanku selalu berulang, kelakuan ku tetap sama saja.

Bila aku ingin aku bisa, namun aku seakan stack di posisi ini, konsep menabung itu keren tapi untuk apa jika aku mungkin saja tidak akan menikmatinya, aku ingin ini dan itu tapi untuk kebajikan akhirat ku sangat minim dan bahkan tidak ada, uang yang kubelanjakan hanya untuk mengisi perut, sedekah jarang dan yang parahnya suka merasa sempit padahal Allah berikan keluasan.

Aku tidak bersyukur dalam bicaraku, aku merasa kurang karena uang, namun aku lupa untuk apa uang sebanyak apapun jika kakiku berada dibawah kemaksiatan, aku terlalu terlena oleh dunia hingga lupa dan sengaja lupa jika aku adalah pembangkang yang nyata atas nikmat yang Allah berikan.

Tidak ada yang lebih baik, semua buruk karena aku terlalu ria, merasa hebat, padahal aku tidak memiliki sedikitpun rasa terima kasih kepada Allah, tulisan ini sebagai refleksi diriku, semoga terus memperbaiki diri dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi, 😭