Sore hari yang tenang, aku mengisinya dengan membuka Instagram untuk sekedar scrolling mengikuti trend dan perkembangan berita terkini disana, aku memiliki beberapa notif yang menandakan ada pemberitahuan baru, aku coba buka dan menemukan boom like dari seorang Wanita, awalnya biasa dan aku melakukan hal yang sama dan melakukan boom like balasan di post instagramnya. Setelah itu aku berterima kasih layakknya yang kulakukan kepada siapapun yang melakukan boom like ke Instagramku.
Menjelang
magrib aku mendapatkan balasan dan aku coba-coba chat si Wanita yang akhirnya
ku ketahui Bernama Fajirah, perkenalan pada bulan November itu terasa biasa
saja, aku yang jarang chat Wanita akhirnya selalu bertukar kabar, sedari awal
aku tidak berpikir untuk lebih dan stay Direct Message di Instagram, hari yang
berbeda aku masih bersikap biasa dan tidak berharap lebih, bagiku ini hanya
selingan, kadang aku bercanda dan berkata-kata seperti biasanya, namun disitulah
awalnya aku mengetahui bahwa dia bukannlah
seseorang yang wajar, sejak awal aku berpikiran jika ini bukan Wanita baik-baik,
tanpa aku minta dia mengirimkan nomor whatsapp yang berarti dia ingin lebih
dekat.
Hari
berganti hari sikap dan perkataan yang awalnya biasa menjadi berbeda, ku
ketahui dia lebih tua dari umurku, namun bagiku itu bukan masalah, aku
menikmati berteman seperti biasa, kesibukkan ku juga membuat ku jarang pegang
smartphone, beberapa kali dia melai berani menghubungiku meski saat itu dengan
cuek dan rasa terganggu aku menerima telpon itu dengan sopan dan baik.
Semenjak
itu aku merasa risih dan aneh, kadang aku berpikir apakah ini jodoh yang
didatangkan untukku atau ini hanyalah tipuan, saat itu aku masih berpikir dan
stay safe berkomunikasi dengan dia. Bulan februari kami semakin dekat dan
mengatakan perasaan suka, walaupun sebenarnya saya belum yakin. Saat itu aku berterus
terang tidak mau berpacaran dan ingin menikah, dan dia mengiyakan seakan itu
bukan masalah yang besar untuk di bahas.
Kami
memiliki panggilan dekat seperti calon pasangan lainnya, namun diawali dengan
sikap penuh perhatian dan kebaikkan nya aku mulai sedikit luluh, namun semua itu
hanya diawalnya saja. Sedikit-demi sedikit warnanya terlihat dan semakin aku
tidak menyenanginya, mulai dari pergaulan dan system hidup yang menurutku
sangat bertentangan dengan pakaian dan atribut yang dia gunakan. Sekilah orang
akan menilai bila dia Wanita idaman semua laki-laki yang menatapnya, begitu
pikirku dalam hati, namun aku keliru.
Beberapa
hari berlalu dia mulai mengirimkan foto tanpa cadarnya, aku menolak dan
menghapusnya, karena alasanku bila cadar adalah bagian dari penutup aurat berarti
isi dari cadarnya adalah aurat, karena posisinya aku sebagai non mahram maka
aku hapus tanpa sempat membuka foto tersebut, serta menjelaskan kepada dia
bahwa tu bukanlah hal yang pantas untuk seorang Wanita beriman. Karena pakaian
yang ia kenakan sarat dengan ketaatan.
Dia
sering mengirimkan foto bercadar dan aku stay enjoy tampa masalah, dan akhirnya
aku dipaksa untuk melihat wajahnya, akhirnya aku iyakan, posisi ini aku merasa risih
karena dalam prinsipku aku tidak mengapa walaupun aku tidak melihat wajahnya
sekalipun, kecuali saat pertunangan atau mendekati pernikahan, saat awal dia
perlihatkan wajahnya aku merasa biasa saja, karena factor umur wajahnya terlihat
sudah tidak muda, dan itu bukan masalah juga bagiku.
Beberapa
kali aku bertengkar dengan sebab sikap dia, Wanita yang kuanggap beriman
tidaklah sedekat itu kepada Allah, dari semua cerita kupahami jika dia adalah
orang yang masa lalunya nakal dan bebas, nakal disini dalam artian pergaulan bebas,
dia pernah berpacaran dengan pria selama 9 tahun dan akhirnya di tinggal menikah
dengan perkara internal si cowok, aku pahami bahwa si cowoklah yang tidak baik,
karena setelah melakukan dosa besar malah ditinggal menikah dengan Wanita lain.
Dia
juga adalah Wanita yang membebaskan dirinya bergaul dengan laki-laki, karena
baginya lelaki itu apa adanya dan tidak munafik, disinilah awal kecurigaanku,
karena saat akan berjumpa pertama kali aku bercanda memeriksa hape dia dan tanggapan
yang menurutku sangat tidak sesuai, dia menolak disinilah aku pahami jika Wanita
ini tidak bisa hidup dengan satu lelaki. Dia membahas masalah pernikahan dan
aku minta waktu setahun, bukan tanpa alasan, semua karena aku ingin mengenal
dia lebih baik dan tidak sakit hati setelah menikah nanti.
Layaknya
orang dekat, pasti akan saling menghubungi untuk sekedar bincang dan membahas
keseharian, disini aku mendapatkan sesuatu yang menurutku tidak wajar, saat
panggilan terjadi aku mendengar suara Wanita yang sedang mendesah tidak karuan
seperti Wanita yang kurang kasih saying suami, semenjak itu aku mengecam itu
semua dan setiap kali dia bersikap demikian. Hingga pada satu Ketika dia dengan
vulgar bertanya padauk tentang tidak bernafsu padanya, disini aku sangat
terkejut dan mengira Wanita yang siang hari tertutup namun saat malam menjadi
liar, pertengkaran sampai aku membahas mantan dia, aku tegaskan dengan jelas,
bila aku bukannlah pria bangsat yang menjalin hubungan demi kepuasan nafsu
semata.
Hampir
setiap hari kami bertengkar dan aku sungguh tidak mengerti pola pikirnya, dia
tetap ingin dianggap benar walau kelakuannya menyimpang, bahkan dia punya kenala
praktisi agama untuk bertanya masalah agama, ikut majelis dan rajin ibadah. Dia
selalu ingi Video Call dan hal itu tidak aku sukai, karena aku harus melihat Wanita
yang masih haram, beberapa kali dan cara aku cari agar tidak mau, namun aku
juga luluh. Tapi dengan syarat berpakaian lengkap.
Tiba
saatnya dia mulai hilang seperti menemukan laki-laki lain, beberapa kali aku minta
jujur dan bersumpah dan dia seakan menghindarinya, pikiranku sudah serabutan,
tidak lagi tenang, hingga terjadi pertengkaran hebat karena dia ikut kegiatan Bersama
non mahram dan bergembira disana tanpa rasa malu, aku sudah mencoba mengingatkan
dan akkhirnya aku menyerah. Bahkan dia mengatakan merasa bebas dan senang
disana, coba bayangkan Wanita dengan pakaian tertutup ketawa ketiwi ditempat yang
ada laki-lakinya, bagaimana perasaanmu.
Akhirnya
kami berbaikkan dan disini dia memang sudah Lelah denganku, karena bagi dia aku
tidak agresif dan bernafsu, penilaian dia berdasarkan masa lalu sedangkan aku
berdasarkan agama kepercayaanku, suatu Ketika dia berbagi masalah keluarga dia,
aku menanggapi dengan baik bahkan membela dia dengan ketidakadilan yang dia
rasakan, saat aku menceritakan masalah keluargaku disini dia tidak sedikitpun
bersimpati dan terkesan tidak perduli, Sebagian besar pertengkaran diantara
kami hanyalah tentang dia tidak menghargaiku, sering kali aku berpikir demikian.
Hingga aku sampai pada hari dimana aku kehilang ayah kandung, bukannya
menghibur dia malah melukaiku, yang sakit adalah dia tidak hadir seharipun
untuk sekedar mendampingi, bahkan aku tahu ini bukan hal yang penting, pasangan
macam apa yang lupa ulang tahun pasangannya, disinilah aku mulai merasa dia
tidak benar-benar cinta kepadaku.
Harapannya
kepadaku adalah aku mau bermaksiat dengannya, mau menuruti kemauannya dan mau
aku melakukan dosa yang sama seperti di masa lalunya, namun inilah aku yang
tidak akan meninggalkan agama demi nafsu, akhirnya kami selesai saat aku
sharing masalah keluarga dan dia tidak memihak kepadaku sedikitpun, disinilah kekecewaanku
yang paling besar dan marahku berakhir dengan dia meninggalkanku.
Pada
satu sisi aku mensyukuri namun di sisi lain aku terluka karena terlanjur sayang
dan akhirnya kecewa, dia meninggalkan aku dengan mudahnya, dia kumandangkan
cinta, yang selama ini dia maksud bukannlah cinta, tapi pelarian dia dari masa
lalunya, dan menganggap aku mau melanjutkan kisah maksiatnya dulu, sekarang aku
benar-benar mengutuknya dan yang kupikirkan dia akan berubah salah besar, dia hanya
orang dengan arogansi tinggi, semua hanya tentang kepuasan dia, semua tentang
kesenangan dia, ada banyak yang tidak bisa kuceritakan, namun bagiku yang tidak
pacarana selama 20 tahun menghadapi ini sangatlah sulit, saat sudah membuka
diri untuk Bahagia malah mendapat Wanita dengan pakaian islami tapi hatinya
seperti iblis, menggoda dan selalu mencoba membawaku ke arah murkanya Allah.
Ibadah
yang tidak menyelamatkan diri dari pengarus syaitan atau iblis bukanlah ibadah
yang berhasil, semua bukan karena Allah, semua karena ingin dipandangn baik dan
merasa diri paling baik, namun penutup apapun yang kamu gunakan untuk menjaga
aurat, akan ketahuan bila kamu bukan menutup diri karena Allah. bukan semua
wanita bercadar demikian, namun wanita bercadar yang aku temukan adalah seperti
ini, wanita terlihat seperti malaikan namun berhati iblis, dia tidak membuka
aib sahabat dan keluarga sekalipun tanpa malu, bergunjing tanpa berpikir,
anggapan dia selalu benar namun kelak Allah akan datangkan teguran atau bahkan
mungkin Allah sudah menutup hatinya dan dia tidak tersentuh rahmatnya
sedikitpun.
selesai.